Sabtu Siang itu Lia bersama teman-temannya seperti biasa, mencari cara melompati dinding samping kantin sekolah untuk pulang lebih awal. Mereka mau bolos. Tapi bukan bolos jam pelajaran, melainkan bolos di jam eskul yang sudah tidak ada kegiatan, alias hanya menunggu bel pulang sekolah berbunyi.
Satu per satu dari mereka menaiki dinding yang terletak di samping sekolah dengan cukup tinggi, dan dialasi ember untuk menggapainya. Diluar samping dinding sekolah terdapat tiang listrik yang mereka jadikan alas untuk prosotan dari atas ke bawah. Yang memudahkan aksinya.
Satu per satu mereka pun bergantian melompati dinding tersebut. Setelah semua berhasil keluar dari sekolah maka mereka bergegas untuk berjalan menuju semak-semak yang menembus ke jalan raya di belakang sekolah. Lalu dengan berjalan lebih jauh mereka menunggu angkutan umum, tetapi mereka tidak langsung pulang, mereka memilih dan memilah angkutan yang asyik dan kebut untuk sampai ke salah satu mall di kotanya. Kebetulan mall tersebut dekat dengan gang rumah mereka, jadi mereka ke mall hanya menumpang mendinginkan diri di AC mall yang sejuk setelah berpanas-panasan naik angkutan umum. Lalu mereka hanya menumpang lewat di mall dan langsung pulang ke rumah. Yaps mereka Cuma numpang lewat dalam mall saja, karena mereka juga tidak punya banyak uang jika harus membeli sesuatu. Kebetulan mall tersebut memiliki pintu depan samping dan belakang, jadi mereka bisa masuk dan keluar dari pintu yang berbeda.
***
Pekan selanjutnya di hari dan waktu yang sama Lia bersama teman-temannya kembali beraksi seperti biasa. Tiang listrik di samping sekolah menjadi saksi aksi perosotan mereka. Tapi sebenarnya mereka tidak nakal, mereka hanya sekumpulan anak yang malas berlama-lama di sekolah disaat tidak ada kegiatan. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang lebih dulu dengan cara melompat di samping dinding kantin sekolah.
Tapi pekan ini mereka sia-sia melakukannya. Ternyata setelah mereka melakukan aksi perosotan di tiang listrik bel pulang sekolah berbunyi lebih dulu. Dan aksinya kepergok dengan teman-teman yang juga sudah keluar pulang sekolah saat melintas di samping sekolah. Jadi?? Jika bel berbunyi kenapa mereka harus repot-repot untuk melompati dinding sekolah??***
Pekan ketiga seperti biasa, di waktu dan hari yang sama Lia bersama teman-temannya melakukan aksinya seperti biasa. Di hari itu mereka lebih awal dan lebih rapih agar bisa cepat keluar dari sekolah. Satu per satu tas dilempar terlebih dahulu ke luar dinding. Selanjutnya mereka mulai melakukan aksi konyolnya.
Tetapi kali ini mereka tidak sedang beruntung. Baru berjalan 5 meter untuk memasuki jalan pintas semak-semak, seketika di jalan mereka bertemu dengan petugas perpustakaan sekolah. Karena petugas pun tau dan mengenali Lia dan teman-temannya maka petugas memberhentikan langkah Lia dan mengajak semua siswa yang bersama Lia untuk kembali masuk ke dalam sekolah.
Yah hari ini Lia dan kawan-kawan sedang tidak beruntung. Aksinya ketauan dengan staff sekolahan. Akhirnya mau tidak mau merekapun mendapat hukuman.
Hukumannya sangat ringan, yakni Lia diminta untuk bersih-bersih perpustakaan yang super duper kotor, berdebu dan juga membersihkan kamar mandi sekolah.
Semenjak kejadian tersebut Lia dan teman-temannya berjanji untuk tidak melompati pagar dinding samping sekolah lagi.
***
Hari sabtu jam eskul pun datang lagi di pekan ini. Setelah kejadian pekan lalu yang kepergok petugas perpustakaan sekolah Lia dan teman-temannya bertaubat untuk tidak pergi melarikan diri disaat jam pulang sekolah belum berakhir. Akan tetapi masih ada kekonyolan yang mereka lakukan.
Setiap kali infaq keliling ingin masuk ke dalam-dalam kelas, Lia bersama temannya berinisiatif untuk melarikan diri, bersembunyi bersama di dalam kamar mandi sekolah. Satu kamar mandi cukup untuk 5 sampai 7 orang. Mereka bersembunyi hingga petugas yang mengelilingi kotak infaq pergi dari kelas mereka. Menghindar hanya karena tidak ingin berinfaq. Astagfirullah tidak patut hehe.
***
Pandemi hingga hari ini belum juga usai. Bahkan memasuki tahun ke 2 di Indonesia. Sekolah-sekolah tutup dan beralih menjadi pembelajaran via daring dan tidak ada aktivitas tatap muka. Tidak ada lagi keseruan dan nuansa riang bergembira menghabiskan waktu di sekolah. Hanya handphone dan laptop yang menjadi teman anak bangsa hari ini. Bersosial di dunia nyatapun sudah tidak dilakukan, semua beralih ke sosial media.
Lia : Guys jika mengingat dan mengenang masa-masa di SMP dulu seru yah, lucu, kok bisa kita melakukan hal sekonyol itu?
Diana : Iya, kita bisa segokil itu, padahal tidak ada manfaatnya. Kita bisa merasakannya deg-degan saat ketauan melakukan aksi”
Lia : Kalau difikir, semua itu dilakukan hanya karena uang jajan yang dikasih ayah emak hanya 3000 rupiah. 2000 rupiah untuk ongkos angkutan umum, 1000 rupiah untuk jajan. Itu sebabnya kita dulu rela manjat dinding sekolah agar tidak berlama-lama disekolah, menghabiskan waktu melihat teman-teman yang punya uang banyak untuk jajan dan kita melongo. Itu juga yang menyebabkan kita bersembunyi di kamar mandi sekolah menghindar dari infaq keliling, biar jatah 1000 untuk jajan gorengan tidak berkurang lagi. Wkwk kalau diingat-ingat sungguh memalukan sih
Tina : Biarlah menjadi memori tersendiri, apa yang kita lakukan karena beralasan, karena kita juga bukan anak nakal yang bolos di jam pelajaran, hanya saja siswa yang suka datang terlambat saat ke sekolah.. hehehe..
Lia : Wkwk apa bedanya, sama aja kali.. apapun itu tetap yang kita lakukan tidak baik. Karena kita sudah bersalah melanggar aturan
Diana : Kalau dulu bolos dari sekolah butuh perjuangan. Kalau sekarang bolos belajar cukup joint zoom meeting tapi kamera dan audio dimatikan. Eh bocahnya asyik lagi makan sambil nonton tv *ups”
Lia : Sudah ah dari pada galau karena sistem pembelajaran yang serba online, lebih baik kita cari pelung dan gali potensi yang ada agar pandemi berlalu terus kita bisa jadi lulusan terbaik dengan bakat yang kita punya”
Diana : Iya nih, seperti bakat editing video, bakat menulis, bakat mendesaign, bakat menggambar, bakat menulis berita DLL bisa banget kita kembangkan dimasa seperti ini, karena kebutuhan digital hari ini sudah menjadi kewajiban setiap orang. So, kita sebagai anak muda jangan mudah mager (malas gerak) karena terbawa suasana. Cukuplah bolos membolos sejarah kenangan di masa SMP. Sekarang sudah masanya kita kembangkan karya agar jadi pemuda yang tumbuh dan semakin tangguh.
Lia : Yukss kita manfaatkan waktu dan peluang yang ada
Lia : Walau masa laluku punya sejarah konyol seperti itu, Alhamdulillah di sekolah aku tetap menjadi siswi berprestasi dan mendapatkan beasiswa berkali-kali, nah sekarang saatnya aku menjadi pemudi terbaik masa kini (Gumam Lia di dalam hatinya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar