Sore
itu biodata masuk melalui pesan whatsapp di handphoneku. Entah apa yang
kufikirkan aku langsung bismillah klik. Berkali-kali ku baca ulang, wajahku
senyum-senyum sendiri. Wah... benarkah dia yang akan menjadi jodohku?.
Malam
itu dengan hati-hati ku coba bicarakan perihal ini dengan ayah. Yah, ayah
adalah kunci pertamaku. Seperti komitmen awalku, aku akan menyerahkan biodata
calon suami ke ayah jika di aku sudah klik. Jika belum sebaiknya tidak usah ku
bawa ke ayah. Karena ayah adalah jawaban terakhir untuk seleksi calon
pasanganku.
***
Teringat
satu tahun lalu sebelum proses ini berjalan, ada biodata proposal masuk dengan
niat baik ingin meminangku, aku sudah klik tapi sayang, karena komunikasi yang
tidak baik kepada kedua orangtuaku, dan mereka menganggap aku belum siap untuk
menikah, maka obrolan tentang pernikahanpun terhenti dan menjadi salah paham.
Yah, proses biodata si ikhwan tersebut akhirnya di tolak mentah-mentah sama
ayah. Dan akhirnya aku belajar kembali untuk memantaskan diri.
***
Aku
: “Ayah, ada biodata dari seorang lelaki yang masuk untuk berniat meminangku”.
Ujarku perlahan-lahan menyodorkan print-an biodata ke ayah.
Ayah
: “Anak mana? Siapa?”. Tanya ayah kepadaku.
Aku
: “Ini yah, dia anak rantauan, lama merantau di Jakarta dan baru kembali pulang
ke Lampung satu tahun ini, beliau mantan chef, baru hijrah, 4 bersaudara, masih
satu suku dengan kita, sekarang beliau kerja di salah satu brand pakaian muslim”.
Ayah
: “Kamu sendiri gimana? kira-kira?”. Tanya ayah kembali meyakinkanku.
Aku
: “Aku sudah mengecek semua data dan informasi mendalam tentang beliau, kalau
aku insya Allah yes. Semua tinggal tergantung keputusan ayah. Kalau ayah oke,
aku lanjut proses ta’arufnya kalau ayah belum oke gak masalah”. Jelasku pada
ayah.
Ayah
: “Kamu sudah siap?”.
Aku
: “Insya Allah.. Bismillah aku siap”.
Ayah
: “Yasudah kalau begitu, lanjutkan saja prosesnya, suruh dia silaturahim ke
rumah bersama orangtuanya”.
Aku
: “Oke siap yah” dengan hati legaa bismillah aku pun melanjutkan proses ta’aruf
tersebut.
***
Aku
tidak tau apa arti cinta sesungguhnya. Dulu waktu di bangku SMP dan SMA aku
hanya mendengar istilah kata “cinta monyet”, yah kata-kata yang sering
dilontarkan kepada pemuda pemudi yang beranjak di usia remaja.
Akan tetapi, semenjak aku menerima biodata proposal nikah dari lelaki itu, aku merasakan banyak kecocokan. Aku merasakan dia adalah jawaban dari doa-doaku. Yah walaupun banyak kekurangan yang orang lain lihat pada dirinya, justru aku melihat banyak kekaguman dan keyakinan pada dirinya. Mulai dari sifat, karakter, dan kreteria yang aku minta kepada Tuhan, rasanya ada pada dirinya. Diakah jodohku? Diakah cinta pertama dan terakhir yang sesungguhnya? Tak putus ku iringi petunjuk ini dengan shalat istikharah dan shalat taubat setiap harinya.
Semenjak
proses ta’aruf berlangsung, semenjak itu pula jantungku sering berdetak lebih
cepat, terlebih saat aku harus bertemu dengan dirinya. Agh... bahkan saat
pertemuan pertama begitu sangat berkesan, kami tanpa janjian sama-sama mengenakan
baju warna biru. Dalam hatiku bergumam “Apakah ini pertanda baik? Apakah dia
memang jodhku?” dengan rasa takut dan bergemetar akupun lewati proses ta’aruf
hari itu.
Bahkan
saat pertemuan ke-2 perkenalan keluarga dan ke-3 saat khitbah pun tanpa janjian
lagi-lagi kami memakai baju dengan warna yang sama. Aku semakin yakin, dan
menganggap ini semua pertanda baik, bahkan alam pun memberikan sinyalnya
kepadaku.
Hadiah Pernikahan Kami |
02
Februari 2020 adalah hari yang paling bersejarah dalam hidup kami. Dengan
disaksikan para tamu undangan dan didoakan ribuan malaikat, kami pun akhirnya sah
menjadi sepasang suami istri. Aku berharap kami memang berjodoh hingga di
akhirat nanti.
***
Dokumentasi Hari Ke-3 di Atas Kapal di Tengah Selat Sunda |
Sepekan bersamanya lebih dekat, jatung itu semakin berdetak lebih cepat, dan rasa yang belum pernah ada pun membuat hati terasa lebih berbunga-bunga. Yah... ternyata, lelaki itu.. yang bulan kelahirannya sama denganku, lelaki yang entah dari mana asalnya, yang belum pernah berjumpa sebelumnya, yang belum pernah kenal atau melihat sosoknya, yang kata banyak orang tidak baik untuk dijadikan suami olehku namun Allah menakdirkan kami bersatu. Lelaki itu yang kini ku panggil dengan sebutan ‘aa’, yang membuat aku jatuh hati dan jatuh cinta berkali-kali karena sikapnya. Yang selalu banyak cara untuk membuat wajahku tersenyum bahagia. Dia adalah lelaki yang mengenalkan aku apa arti cinta sesungguhnya. Yang kini menjadi cinta pertamaku diantara yang utama (kedua orangtuaku).
Baca Juga : Lengkung Langit Bandar Lampung
***
Siang
itu aku bercerita kepada ibuku. Emak.. kenapa yah sekarang aku nafsu maknanya
tidak terlalu tinggi. Saat aku gadis, seisi rumah tau bahwa aku adalah orang
yang palimg hobi dan paling banyak makannya. Namun setelah menikah, saat aku
bertemu dengan si ‘aa’ yang hobi makan banyak aku pun justru tidak seperti sebelumnya
untuk nafsu makan yang tigggi. Bahkan semua makananku, masakanku, makanan
kesukaanku aku nomor satukan segala-galanya untuk dia sang suami tercinta.
Apakah ini yang dinamakan cinta.. dia mengandung pengorbanan di dalamnya??
Dan
kini pernikahan kami pun memasuki usia satu tahun lima bulan. Sungguh banyak
pengorbanan, cerita, cinta, air mata sedih, air mata bahagia, haru, duka,
cemas, menyerah, bangkit, semangat, bersyukur, lika-liku, drama, jatuh bangun,
dan ribuan kata yang bisa diukir menjadi kalimat. Begitu banyak pelajaran
berharga yang membuat kami untuk terus belajar, bersabar, dan bertumbuh. Aku
bersyukur kini telah Allah pertemukan dengan seeorang yang mampu menyayangiku
dengan sikap dan caranya. Yang Allah
didik aku untuk menjadi lebih semangat, bangkit, dan pantang menyerah. Yang
mendukung setiap langkahku disaat banyak orang meremehkan dan mencela.
Sudah
ratusan hari kami menjalin kebersamaan ini, pernah ingin menyerah, lelah, tapi
berkali-kali kami pun mencoba untuk bangkit dan tetap menatap masa depan yang
cerah. Dia seorang lelaki yang selalu punya banyak cara untuk diriku tersenyum dan tertawa. Yang selalu
mensuport dan membuat diri ini menjadi lebih percaya diri.. terimakasih Tuhan begitu
banyak hal yang kami syukuri hingga detik ini, walau kami masih saja menjadi
hamba yang pembangkang. Semoga cinta ini abadi hingga syurga nanti. Semoga
cinta ini bisa menghantarkan kami ke syurgamu. Semoga cinta ini bisa membuat
kami untuk saling mendewasakan diri. Semoga cinta ini menumbuhkan banyak
generasi yang mampu menjadi penerus peradaban di muka bumi ini. Aamiin.
Baca Juga : Makin Glowing dengan New Treatment Korean Glass Lift di Ella Skin Care Lampung
Barokallah buat Desly semoga menjadi keluarga yang Samara dan selalu penuh harmonis sampai ke surga ya, suka banget baca cerita awal ta'arufnya.
BalasHapusAamiin ya Rabb makasih yah um semoga kembali kepada umi yg mendoakan aamiin
HapusDesly.. semoga pernikahannya selalu langgeng ya, sakinah mawaddah warahmah selalu..
BalasHapusMakasih mbk aamiin ya Rabb semoga sampai jannahNya
HapusMasyaAllah.. Barokallah mbak Desli. Ceritanya membuat Mila terharu.
BalasHapusSemiga Allah senantiasa memberkahi pernikahan mbak Desli dan suami.
Aamiin ya Rabb makasih yah Mila semoga Mila segera dipertemukan dengan jodoh terbaiknya aamiin
Hapus