Sensor
Film Mandiri, Penting Gak Sih?
“Des
yuk nonoton ke bioskop” ujar teman mainku.
“ogah
ah, mending makan aja yuk.. kalau makan-makan saya ikutan”
Jujur
saya tuh dulu orang yang paling anti untuk diajak nonton ke bioskop. Dan sempat
heran kepada temen-temen yang rajin banget nongkrongnya di bioskop. Sudah harga
tiket lumayan menguras dompet, receh untuk jajan pun harus keluar, waktu
terbuang gitu aja, shalat biasanya pakai labas jamnya. Gak ada manfaatnya kan? Itu
mengapa sejak SMP sampai kuliah saya paling males jika sengaja ke bioskop untuk
nonton.
Tau
kenapa sebabnya? Itu karena doktrin yang ada di benak saya adalah bioskop suatu
tepat yang tidak baik. Tempat mereka berbuat modus (red ; cowok ke ceweknya),
tempat yang tidak berfaedah dengan nonton film yang gak banget.
Seiring
berjalannya waktu, semakin majunya perkembangan, semakin canggihnya teknologi,
semakin updatenya informasi akhirnya doktrin dan frame jelek tentang
bioskop sudah mulai luntur. Terbukti saat saya tau ada film-film Islami yang ikut
tayang di bioskop. Awalnya pertama kali nonton ke bioskop karena dapat tiket
gratis (tetap merasa rugi kalau beli tiket sendiri, hehe..). Waktu
itu ada NOBAR film Islami, tiket gratis didapatkan dari lembaga untuk
mendongkrak penayanagn di hari pertama film naik layar.
Sejak
itu mulailah saya paham tenyata gak hanya film yang kurang baik yang ada di
bioskop, film-film baik pun ada. Dan setiap ada film baik yang harus didukung
dengan cara menonton dihari pertama, maka saya selalu mengusahakan utuk
menonton dan mengajak teman-teman. Entah cari tiket gratisan maupun memang
harus membeli demi membela.. ea..
Nah
Menurut Kalian Penting Gak Sih Sensor Film Secara Mandiri?
Menurut
saya penting
banget. Dan yang saya lakukan untuk tidak menonton film
ke bioskop tanpa tujuan film yang jelas adalah salah satu tindakan saya karena
mensensor film yang layak ditonton maupun tidak.
Bukankah
apa yang kta lihat, dengar, baca dan tonton itu yang akan berpengaruh besar
dalam karakter kita nantinya?
Lalu
Apa
Sih Sebenernya Sensor Mandiri Itu?
Sensor
mandiri adalah perilaku secara sadar dalam memilah dan memilih tontonan.
Nah.. pertanyaannya sekarang, Sudahkah kita sadar
dalam memilih tontonan?
Sama
halnya dalam pertanyaan yang menarik yang telah disampaikan oleh ibu Ni Luh
Putu Elly Prapti Erawati (Sekretaris Komisi 1, Bidang Penyensoran dan Dialog)
Pada Agenda Talkshow Lembaga Sensor Film Republik Indonesia yang Bekerjasama
dengan Tapis Blogger hari Kamis, 11 Oktober 2018 lalu. Pada kesempatan
tersebut ibu Ni menanyakan kepada kami para peserta yang telah hadir di Cafe
G’umati pagi itu. Pertanyaannya simpel namun jawabnnya cukup mencengangkan. Ibu
Ni bertanya kepada kami selaku penikmat film, lebih suka film yang disensor
atau tidak disensor? Dan 85% dari yang hadir menjawab lebih senang menonton
film yang tidak disensor, wooww banget kan pemuda zaman now ini hehe. Alasannya
lebih suka yang orisinil, lebih asyik nonton tanpa ada sensoran, DLL.
Ibu
Ni kembali bertanya, Lebih suka menonton film yang mendidik atau tidak? Jawaban
kami hampir 100% suka menonton film yang
mendidik.
Yaps,
karena filim yang kita tonton sangat berpengaruh pada karakter kita. Karena ada
nilai positif dan negatif di dalamnya. Betapa banyak lingkungan kita yang
bersikap kasar dan berkata yang tidak-tidak dikarenakan film yang ditontonnya.
Betapa
banyak berita menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia butuh tontonan dan film
yang berkarakter dan mendidik. Tapi fakta yang ada di lapangan sangatlah
berbeda sekali. Justru masyarakat kita lebih menikmati film-film yang tidak
berfaedah. Gak percaya?
Data
film yang dipaparkan oleh ibu Ni adalah
Tayangan Televisi Terlaris di Indonesia
1. Serial ( 33%)
2. Hiburan (16%)
3. Film ( 15%)
4. Anak-anak (11%)
5. Berita (10%)
6. Informasi (9%)
7. Olahraga (4%)
8. religi (2%)
Film Laris di Indonesia :
1. Genre horror
2. Berdasarkan novel terkenal
3. Film remake
4. Berdasarkan lagu terkenal
You
know
kan Film yang bergenre horor itu mendidik atau tidak? Nyatanya film begitu yang
sangat dinikmati dan menjadi terlaris nomor satu dalam penayangannya.
Lalu
Mengapa Kita Perlu
Sensor Mandiri?
1. Perkembangan dan
perubahan teknologi yang memberikan dampak yang sangat luas
2.
Revolusi digital (perubahan dari teknologi mekanik &
elektronik analaog ke teknologi digital)
3.
Konversi teknologi
(darii mekanik ke digital)
4.
Konvergensi media
5.
Perubahan akibat
perkembangan teknologi itu sendiri
Lalu
bagaimana caranya dan apa yang harus kita lakukan untuk mensensor film secara
mandiri?
SENSOR MANDIRI
1. Mulai memilih film yang bermutu
(selektif konten)
2. Nonton film sesuai usia
3. Menonton karena Kebutuhan
atau keinginan?
4. Tujuan nonton film apa?
5. Hikmah yang diambil apa?
6. Berpikir kritis
7.P enonton aktif bukan penonton
pasif tidak hanya penikmat film
8. Pendampingan, Pembatasan
jam nonton, dipilihkan film, banyak buat kegiatan luar
9. Pembatasan penggunaan HP
pada anak
10. STLS
11. Genre film
12. Cek sumber
13. Cek Sinopsis Film
Minimal
dengan 13 point di atas kita bisa menjadi penonton yang baik dengan cara
Mensensor Film secara Mandiri.
Lalu apa sih sebenarnya PERAN LEMBAGA SENSOR FILM ITU?
Tugas Lembaga Sensor Film
sesuai Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2009 Pasal 57 Ayat 2
A.
Melakukan
penyensoran film dan iklan film sebelum diedarkan dan / atau dipertunjukan kepada
khalayak umum
B.
PenentuanPenggolongan
Usia Penonton film
C.
Melakukan
Penelitian dan penilaian judul, tema, gambar, adegan, suara, dan teks terjemahan
suatu film dan iklan film yang akan diedarkan dan / atau dipertunjukan kepada khalayak
umum.
Klasifikasi Usia Berdasarkan Undang-Undang
No 33 Tahun 2009 Pasal 7 yaitu:
1. Semua Umur (SU) : film dan iklan film
dengan kode SU berisi judul, tema, gambar, adegan, suara, teks terjemahan, yang
tidak merugikan perkembangan kesehatan fisik dan jiwa anak-anak.
2. 13 tahun atau lebih (13+) : film dan
iklan film dengan kode ini berisi judul, tema, gambar, adegan, suara, teks
terjemahan, yang cocok untuk anak-anak beranjak remaja.
3. 17 tahun atau lebih (17+) : film dan
iklan film dengan kode ini berisi judul, tema, gambar, adegan, suara, teks
terjemahan yang cocok untuk usia 17 tahun keatas dimana hal-hal sensiti
disajikan secara proporsional dan edukatif.
4. 21 tahun atau lebih: film dan iklan
film dengan kode ini berisi judul, tema, gambar, adegan, suara, teks
terjemahan, yang cocok untuk usia dewasa tahun keatas dimana hal-hal
sensiti disajikan secara secara tidak berebihan penayangan di televisi
setelahpukul 23.00 sampai pukul 03.00 waktu setempat.
"Oleh karena itu masyarakat atau
orang tua untuk selalu giat dalam mendampingi anak dalam mekonsumsi tontonan,
disesuaikan dengan umur sehingga tidak akan merusak generasi muda".
Dan
talkshow yang dilaksanakan oleh Lembaga Sensor Film RI yang bekerjasama dengan Tapis
Blogger ini merupakan salah satu upaya sosialisasi dan edukasi kepada
masyarakat Indonesia tentang sadar akan tontonan film yang baik dan mendidik.
Dalam hal
ini tidak hanya Lembaga Sensor Film saja yang berperan, melainkan seluruh
elemen berperan penting dalam mengingatkan sanak-saudara untuk memilah dan
memilih film.
Oleh
karena itu pembicara kedua Umi Naqiyyah Syam (Founder dan Ketua Tapis
Blogger) menyampaikan Budaya Sensor Film Mandiri, Bijak Membentuk Generasi.
Umi Naqiyyah Syam merupakan seorang ibu yang aktif dalam kegiatan sosial dan
kepenulisan. Beliau bersama teman-temannya mendirikan Komunitas Tapis Blogger bisa Klik Disini yang merupakan wadah para blogger Lampung.
Pada
kesempatan tersebut Umi Naqiyyah Syam memberikan Tips Untuk Menonton dan
Mensensor Film Bagi Anak dan Keluarga.
1.
Membuat jadwal
keluarga
2.
Memberikan fasilitas
lain seperti buku, jalan-jalan dan ajak olahraga
3.
Orangtua menjadi
contoh yang baik bagi anaknya
4.
Memberikan lingkungan
yang kondusif kepada sang anak
Dan
terakhir saya mau bilang, saya sangat senang sekali bisa hadir dalam talkshow
yang membuka wawasan ini. Tentang dunia perfilmn yang selama ini banyak
prasanka-prasangka dengan lembaga yang terkait. Semoga dengan hadirnya kami di
talkshow yang sangat berfaedah ini dapat menjadi salah satu langkah nyata untuk
sadar diri dalam menonton film, dan sadar akan lingkungan sekitar untuk saling
mengingatkan.
Acara
yang berlangsung hingga pukul 12.00 itu ditutup dengan pengumuman lomba poto
live instagram, dan alhamdulillah saya menjadi salah satu pemenangnya dan kami
akhiri dengan makan siang bersama dan foto-foto.
Kegiatan ini disupport by :
@flpbandarlampung
@kopfi_lampung
@thasya_busana
@almitryindo
@keripikaromasejati
@perutbulatcaferesto
@papatomscafe
@famediapublisher
@gummati.cafe
Oke guys, sampai berjumpa diperjalananku
selanjutnya yah..
#Jalan-JalanMuslimah
#Jalan-JalanEdukasi
#Jalan-JalanReferensi
#Jalan-JalanRekreasi
#SangPengembara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar