Kenapa ya namaku tidak
ada islami-islaminya? Bahkan artinya pun mungkin tidak ada seperti nama orang
kebanyakan” gumam hati ini terlarut dalam lamunan setelah absesnsi dilontarkan
sang dosen.
Jika begitu, aku harus
hijrah! Aku harus memiliki nama Islami, agar kelak di akherat ada panggilan
nama yang indah.
“Khansa Al Huriyah” (Khansa
seorang ummu yang tangguh, penyair, dan rela memberikan harta terbaiknya anak
dan suami untuk di jalan Allah) dan (Al Huriyah artinya sebuah kemenangan ;
wanita penghuni syurga)
Bismillah, sejak saat
itu. Setelah ku sadari aku mengazzamkan diri hijrah dengan nama khusus “Khansa
Al Huriyah”
Aku sebal, setiap kali
absesnsi namaku tidak pernah lengkap dipanggil oleh dosen, pasti hanya nama
depan saja, karena nama belakangku berbau unsur cristiani. Sedangkan
teman-teman yang namanya berbau Islmai selalu lengkap dipanggilnya. Aghh.. jika
untuk penyebutan nama saja sudah tidak adil bagaimana dengan yang lain?
Itulah yang menyebabkan aku harus memiliki
nama khas, barangkali Allah akan memanggilku kelak di syurga dengan nama itu.
***
Berpakaian syar’i? aku
baru hijrah menutup aurat pun saat duduk dibangku SMK Kelas X Semester 2. tidak
ada rencana, terlebih diniatkan. Bukankah dahulu saat aku masuk SMK karena
menghindar dari sekolah agama atau PONPES? Lantas inikah yang dinamakan
hidayah? Apakah aku sudah berhijrah?
***
Kata orang hijrah itu
berpindah. Kata hadist orang yang baik adalah yang merantau dari negerinya?
Lantas bagaimana denganku? Yang sejak buaian hingga besar tetap di satu tempat?
Apakah itu tandanya aku belum berhijrah? Lalu kapan yah Allah kasih kesempatan
seperti teman-teman agar bisa hijrah ke negeri orang (keluar dari kota mencari
ilmu)
***
Pada akhirnya aku
sadari dan ku ketahui, hijrah bukan soal tempat, hijrah bukan soal penampilan,
hijrah juga bukan soal pergantian nama. Akan tetapi, hijrah adalah sebuah
proses. Proses dimana kita menikmati untuk menuju titik penghambaan kita kepada
sang Rabb Illahi.
Yes, hijrah yang
memiliki makna lahir maupun batin membuat kita banyak belajar dan membaca
prosesnya. Bukan sebuah paksaan namun sebuah kesadaran. Mengubah diri dan sikap
dari yang belum baik menjadi baik. Mengubah pola ibadah yang belum rutin
menjadi rutin. Mengubah sikap dari yang belum beradab menjadi berakhlak baik.
Hijrah dari fakir ilmu menjadi paham dan banyak hal lainnya. Semua itu bisa
dikatakan hijrah sesungguhnya. Hijrah-Hidayah bagaikan cahaya yang masuk ke
dalam rumah, sejatinya hanya rumah yang terbuka yang mampu menerimanya.
(Edisi Naskah Lomba Instagram yang karakternya terbatas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar