Masjid Al-Oesman Bandar Lampung
Salah satu di antara masjid yang
terletak di pinggir jalan kota. Tempatnya yang cukup strategis dan menarik
membuat mata yang melirik terkagum-kagum dibuatnya. Masjid Al-Oesman namanya, terletak
di jalan H. Rasuna Said No. 40A Kelurahan Pengajaran, Teluk Betung Utara, Bandar
Lampung. Masjid yang didirikan di atas tanah wakaf warga pengajaran dan bpk. H.
Achmad Bakrie atau yang lebih dekenal dengan orang tua dari Aburizal Bakrie (ARB)
ini didirikan pada tahun 1987 saat kondisi Bpk H. Achmad Bakrie dalam keadaan
sakit dan dirawat di rumah sakit yang ada di Singapura, beliau berwasiat
kepada keluarga untuk mendirikan masjid di kampung halamannya. Saat itu
keluarga menemukan tanah diseputaran daerah Pengajaran. Berdasarkan musyawarah
warga setempat dan keluarga Bakrie akhirnya masjidpun didirikan dan kini
menjadi sentral masjid di daerah Pengajaran.
Saat proses pembangunan berlangsung
pendiri masjid pun meninggal dunia. Maka dari itu, keluarga langsung meminta
warga menyelesaikan masjid tepat pada saat 40 hari kepulangan Bpk. H. Achmad Bakrie.
Semua bekerja rodi dan cepat seperti kisahnya Roro Jonggrang. Semua bahan-bahan
langsung didatangkan dari kota Cilegon, serta arsitek yang mendesainpun
langsung dari pihak keluarga. Atas
rahmad Allah SWT tepat pada 40 hari meninggalnya Bpk H. Achmad Bakrie masjidpun
sudah jadi. Tepat pada hari Jum’at 2 Zulqaidah 1408 H atau 17 Juni 1988 masjid
pun diresmikan oleh ibu Hajjah Rosniah Achmad Bakrie selaku Istri Almarhum. Dan
kini masjid tersebut dihibahkan untuk warga setempat.
Nama masjid Al-Oesman ini sendiri
diambil dari datuknya Aburizal, Menurut sumber berita agar tidak meninggalkan
ciri khas dari Al-Oesman itu sendiri, “Biarlah lingkungan sekitar sini
mengalami perubahan demi perubahan, tapi masjid ini akan tetap terjaga
keasliannya,” (ujar ketua masjid saat diwawancarai). Sedangkan untuk Struktur
bangunan masjid Al-Oesman ini sendiri tidak ada perubahan sejak berdirinya
hingga hari ini. Pesan keluarga struktur bangunan yang tidak boleh dirubah,
tetap sama seperti bentuk aslinya. Kalaupun ada renovasi hanya dalam bentuk
perbaikan-perbaikan yang rusak saja.
Sedap mata memandang, ketakjupan yang
mendalam saat memasuki rumah Allah satu ini, langkah pertama ketika menaiki
tangga utama menuju masjid maka siapapun yang berdiri dan memasuki dalamnya
seakan-akan sedang merasakan diri di dalam sebuah kapal laut yang sedang
berlayar. Langit-langit biru di atas menambah suasana pemandangan semakin
menakjupkan. Pesona bentuk bangunan yang unik serta sudut-sudut ruangan yang
menarik membuat mata tak ingin berkedip. Masjid Al-Oesman punya desain bangunan
yang berbeda dari masjid lainnya. Atapnya membentuk seperti topi-topi yang
dijadikan satu. Temboknya tidak menutup seluruh dinding masjid, namun hanya
setengahnya, sehingga udara dapat leluasa keluar masuk masjid, dan masjid
terasa lebih sejuk. Tak heran jika siapapun yang beribadah disini, suasananya
begitu sejuk. Ditambah lagi masih banyak pepohonan di sekitaran masjid. Wajar,
kalau banyak orang yang betah berlama-lama beribadah sekaligus rehat di
masjid yang dibangun keluarga besar Bakrie ini. Jangan heran jika banyak yang
datang berkunjung lagi kalau sudah pernah menginjakkan kaki ke masjid ini. Mereka
nyaman karena AC-nya alami”.
Tidak hanya itu, masjid ini pun terdiri
dari tiga lantai. Lantai atas dipergunakan untuk shalat yang dilengkapi dengan
tempat shalat laki-laki dan perempuan, setiap sudut terdapat rak-rak buku dan
rak-rak al-qur’an yang siap di baca para
pengunjung, terdapat perpustakaan khusus di are sebelah kiri imam dan ruang
khusus tempat muadzin dan petugas, di ujung atas mendekati atap terdapat loteng
kecil untuk menikmati kebersamaan dengan Rabb Pencipta. Sedangkan di lantai ke
dua ada ruangan khusus yang biasa digunakan ibu-ibu majelis ta’lim untuk
pengajian, atau tempat anak-anak mengaji sarana Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA),
dipojokan ruangan ada kantor pengurus masjid, di area lantai dua pun ada area
tempat wudhu laki-laki dan wanita, terdapat kamar mandi dan tempat pembuangan
air kecil dan besar. Dari lantai dua juga akan didapati tangga bak di dalam
kapal yang menuju ke lantai atas untuk shalat atau lantai dasar tempat wudhu,
kamar-kamar penghuni masjid, atau gudang. Bangunan ini cukup menarik untuk
ditelisik. Sederhana namun menakjubkan.
Warna hijau pada atap masjid menjadi
ciri khas masjid ini sendiri. Sejak dibangun hingga saat ini warna pun tidak
pernah berubah. Jika pudar pun akan digantikan dengan warna cat yang sama. Masjid
Al-Oesman ini jika dilihat dari atas maka bangunan ini berbentuk bintang.
Sehingganya wajar saja jika ketika berada di dalamnya maka setiap yang melihat
pasti merasakan bingung dimana sesungguhnya letak sisi ujungnya. Masjid ini
terlalu unik dari kebanyakan masjid pada umumnya.
Kelebihan lain dari masjid al-oesman
ini tidak hanya terdapat pada sisi letak dan bentuk bangunan yang menarik
melainkan dengan cara pemakmuran masjid tersebut. Masjid yang terletak di
pinggir jalan kota ini berdampingan dengan beberapa kantor dan bank juga
berdekatan dengan area warga sekitar. Jadi wajar saja jika masjid ini tak sepi
dari pengunjung. Tempatnya yang nyaman dan bersih menjadi salah satu alasan
pengunjung memilih masjid tersebut.
Tidak hanya saaat hari besar umat Islam
masjid ini di gandrungi. Bahkan hari-hari biasa pun masjid ini tetap terlihat
makmur. Masjid yang selalu penuh saat Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, maupun
pelaksanaan shlat Jum’at setiap pekannya juga dengan program-program yang
dilaksanakan.
Program kegiatan yang dilaksanakan oleh
masjid ini terdapat Kajian ilmu hadist
yang dilaksanakan setiap bulan di pekan pertama hari senin. Di isi oleh dr. Hi.
Abdul malik gozali, lc. Ma. Sedangkan kajian ilmu tauhid dilaksanakan setiap
bulan di pekan ke tiga hari senin. Di isi oleh drs. Hi. Buchori muslim, lc. Ma.
Tidak hanya kajian masjlis ta’lim di
masjid ini pun termasuk aktif yang dilaksanakan di hari jum’at. Sedangkan untuk
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan
hari Jum’at ba’da shalat asar. Serta kuliah subuh setiap hari senin sampai dengan
hari kamis.
Selama Ramadhan pula, masjid ini
mempunyai kegiatan khusus, yakni pengajian rutin menjelang berbuka puasa. Ada
pengajian jelang waktu berbuka. Ada pengajian ibu-ibu, bapak-bapak, dan
anak-anak. Sama seperti masjid pada umumnya, masjid Al-Oesman ini pun ikut
serta menyediakan takjil (makanan dan minuman berbuka puasa). Selain itu, ada
juga kajian Islam atau ceramah agama.
Perlu diketahui Dana pembangunan masjid
ini pun setiap tahun tetap mengalir dari keluarga aburizal bakrie sebagai
bentuk zakat maal yang dikeluarkan oleh keluarganya. Aburizal Bakrie jika berkunjung ke Lampung,
ia tak akan terlewat untuk mampir dan shalat di masjid ini.
Sumber
: Wawancara oleh H. MURSALIN Yusuf Ketua Masjid Pada
Hari Jum’at 20 Mei 2016 pukul 18.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar