Setelah ACC surat
tugas pebimbing 1 dan 2 pada tanggal 21 Juni 2016, aku pun mulai memberanikan
diri menghadap pembimbing ke-2 ku yang sebelumnya adalah pembimbing akademik.
Ada aura
tersendiri saat menghadap kepada pembimbing ku yang satu ini. Selalu ada uji
mental dan uji hati. Jika sebelumnya aku sering menangis terisak atau tersedu
sebab pertanyaan yang tidak mampu ku jawab di saat meminta tandatangan KRS,
kini selalu di uji dengan kesabaran.
Siang itu ku
berulang kali menengoki ruangannya yang kini sudah pindah di atas ruang
akademik. Yah.. dikarenakan pembimbingku baru saja naik jabatan, otomatis
kesibukkan semakin menjadi.
Harus uji
mental melewati ruangan beberapa staff untuk menungggu menghadap ke beliau. Tepat
satu jam aku menunggu di kursi depan untuk dipanggil masuk ke dalam ruangan,
disebabkan beliau yang sedang asyik menerima telvon. Pembimbingku satu ini
terkenal killer, disiplin, dan tegas, belum lagi beliau yang mengajar mata
kuliah kepribadian.
Ingat kali
pertama berjumpa dengannya dahulu di semester 1, hanya karena sebuah
ketidaktauanku aku pun harus tersedak malu di hadapan dosen lainnya. Aghh..
emak, anak gadismu ini walaupun setegar apapun tetap saja tak mampu dibentak. Belum
lagi pertemuan selanjutnya yang selalu setiap semester membuat kami para anak
didik yang mendapatkan pembimbing akademiknya beliu berharap tidak ingin
menjumpai. Yah, benar adanya.. pertemuan bimbingan pertama dan terakhir itu membuat
aku tidak kembali lagi menghadapnya.
15 Juli 2016.. Setelah satu
jam lamanya aku menunggu, aku pun dipersilakan masuk ke dalam ruangan beliau. Lalu
ditanyakam judul proposalku. Hari itu aku sangat bersemangat untuk pergi
bimbingan dikarenakan ingin pergi KKN. Berharap pulang KKN sudah bisa seminar
proposal. Namun naas.. yang kudapati hanya kekecewaan. Bimbingan pertamaku
membuat aku tak beradaya, pertanyaan dan bimbingan yang justru membuatku down
tanpa solusi. Dan… setelah itu… aku pun meninggalkan skripsi dan menuju
hari-hari KKN.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar