Siapakah wanita itu?
Sungguh diri ini terkagum malu.
Wanita sholihah, rajin tilawah, gemar mendoakan kebaikan terhadap
saudara.
Siapa yang mengenalnya pasti akan merasakan nikmat ukhuwah.
Ada waktu Tuhan pertemukan. Bukan untuk sebuah pertemanan, melainkan
sebuah ikatan. Rasa itu yang membuat semakin malu dan tersipu. Ya.. mana
mungkin aku bisa beresanding dengan dirinya yang amat sholihah.
Pernah menanam cinta dan mencoba memupuknya, namun sayang.. pupuk itu
bukan pupuk yang terbaik dan mahal, akibatnya pupuk itu tidak ada efeknya. Aku
harus bagaimana? Tak kuasa menyertainya dengan kesuburan cinta. Aku tak tau
bagaimana caranya. Aku hanya mampu mendoakan yang terbaik untuk wanita itu.
Tiada daya dan upaya, setiap ku coba dan ku mencoba.. penyesalan yang
berimbas nyata. Rasanya diri ini memang tak pantas untuk bersamanya.
Hafalan qur’an yang bertambah membuat diri semakin jauh. Rutinitas
tilawah yang menjadi ciri khas pun semakin membuat diri mengkerdil. Mana
mungkin aku mampu mendapatkan cinta wanita sholihah itu?
Pernah suatu ketika kembali ku mencoba.. lalu ku amati kegemarannya.
Namun sayang Tuhan kembali izinkan aku tergugup dan takberkata dihadapannya.
Inilah yang menjadi prasangka. Aku memang benar-benar tak mampu bersamanya.
Harapan itu pun punah.
Ada waktu tuhan berikan kepadaku untuk menyapa dan kembali bersama..
namun ada yang berbeda. Buka kami berdua, melainkan ada wanita sholihah
lainnya. Ah... Tuhan.. diri ini semakin mengkerdil dihadapan mereka.
Ada cinta yang terlihat nyata di raut wajah, wajah dua wanita sholihah.
Aku?? Lalu aku bagaimana?? Aku masih saja terpaku diantara mereka. Ahh... gerah
menyaksikan cinta mereka. Ingin kutumpahkan semua bendungan di kelopak mata,
sudah terlalu sering dan terlalu nyata. Mana mungkin aku bisa menahan kegembiraan
mereka. Senyum, canda tawa, bahkan keasyikan obrolan mereka terlalu membuat api
cemburu semakin membara.
Tuhan.. tak pantaskah kudapati cinta mereka!!
Jika iya.. lalu bagaiamana caranya??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar