Gedung
itu kini semakin bagus, warnanya hijau menyejukkan, serta di iringi dengan
ukiran-ukiran ayat suci Al-qur’an di dinding, plus di tambah elegan dengan
lampu kristal di tengah. Tempatnya sesuai dengan hati ku, warna hijau yang
paling ku sukai.
Masjid
itu..
hem..
hanya 1 bulan dalam satu tahun untuk di kunjungi oleh kaki ini. Ya, tepatnya
pada bulan Suci Ramadhan. Karna di daerahku yang cukup terjangkau masjid untuk
shalat tarawih hanya si hijau itu.
Rasanya
semakin kedepan semakin nyaman, walau daku hanya sebulan dalam setahun ke
tempat itu, tapi rasanya wilayahnya yang sangat mendukung. Itu semua di
sebabkan pengetahuanku di dakwah sekolah.
Ya,
selama aku kecemplung di dakwah sekolah, banyak hal yang aku tau, hal yang
menurutku hanya orang-orang tertentu yang akan merasakannya. Hal yang indah,
pokoke kalau sesorang udah kenalan sama dakwah di jamin nikmat sekali hidupnya.
Ya, walaupun ndak seratus persen, setidaknya ada hal kebanggaan di dalam diri
sendiri.
Sebagaimana halnya pada diri ini. Aku bangga
karena aku telah di perkenalkan dengan dakwah, wabil khusus dakwah sekolah. Hal
detail, kecil, semuanya diketahui. Dan hal yang serupa akan dirasakan oleh para
kader-kader hebat.
Masjid
itu..
kini
seolah-olah sudah sangat amat bersahabat dengan diri.
yang
membuat itu semua terjadi mungkin karena ta’lim..
ya,
ta’lim yang sering diadakan di masjid itu. Aku sih jujur emang ndak pernah
hadir dalam ta’lim nya. Because agak segan karena beda daerah dan lingkungan
masyarakat, ya walau pada akhirnya siapapun boleh memasukinya, hanya saja waktu
dan kondisi yang tidak memungkinkan, tapi.. kalaupun daku tak mendatangi ta’lim
itu akan tetapi daku tetap setia mendengarkannya. Ta’limnya biasa diadakan
jum’at malam ba’da maghrib. Penceramahnya luar biasa, walupun daku ndak pernah
melihat secara langsung tetapi intonasi nada dan suaranya membuat seakan-akan
kami dekat.
Materi
yang di sajikan pun sangat luar biasa, mengenai hal-hal kecil dalam kehidupan
sehari-hari, pokoke ngeenaa bangeet di hati orang-orang yang mendengarnya,
tapi
sayang.. untuk masyarakat di daerah ku sendiri mungkin gak seberapa peduli
dengan suara speaker itu, kalau keluarga ku Alhamdulillah ada respon walaupun
hanya sedikt-sedikit.
Untuk
masyarakat di daerah masjid itu sendiri mungkin mudah untuk menerima, tapi
kalau masyarakat daerahku, ya.. Wallahu Alam ya,, coz masih kebanyakan yang
mentradisi gitu.. padahal ilmunya baguss bangeet buat diamlkan dalam kehidupan sehari-hari..
seputaran shalat, doa, niat, zakat, dan hal-hal kecil yang biasa dilakukan
hari-hari.
Ya,
diriku berharap suatu saat nanti masyarakat di daerahku hatinya mudah terbuka, dan
agar ndak terbiasa lagi dengan tradisi nenek moyang itu.
Allahhuma
Aamiin.
Masjid
itu..
Ramadhan
pun tiba, dan pada akhirnya aku pun bisa kembali menginjakkan kaki di dalamnya,
banyak hal yang baru, banyak kemajuan, banyak yang lebih baik untuk masjid itu.
Ruang yang semakin terlihat cerah dan megah, tempat wudhu yang semakin di
permudah untuk bagian kaki, hem,, biar syar’i gitu,, plus suasana masyarakat
yang seakan-akan telah menerapkan apa yang telah di sampaikan oleh pak ustd.
Di
masjid itu pula tahun yang lalu ku lihat ada seorang ikhwah, wah.. Subhanallah,
akhirnya di daerah ku bisa kulihat seorang ikhwah, ya walaupun bukan daerahku
sii, udah beda kecamatan, tapi setidaknya ikhwah itu sering lewat jalanan depan
rumah sii,, Subhanallah, entah rasa apa yang ada di diri ini, rasanya suatu
kebanggaan buat diri sendiri jika melihat seorang ikhwah, apalagi sekeluarga.
Alhamdulillah.. semoga bermanfaat..
Dan
tahun ini pun aku baru melihat ada satu keluarga ikhwah juga, aku pun semakin
yakin, dengan cara mereka berpakaian, bersikap, bahkan dalam satu agenda waktu
itu sempat ku lihat beliau-beliau itu. Subhanallah rasa bangga semakin
bertambah, entah apa yang membuat aku bangga dengan itu semua, yang jelas aku
sanggat sejuk dan nyaman jika melihat orang-orang sholih seperti mereka.
Kurasa
masjid itu banyak misterinya yang indah, waktu beberapa tahun yang lalu di
masjid itu pula daku bertemu dengan mantan guru les, ternayata tinggal di daerah
situ, jadi kalau Ramadhan tiba selalu berjumpa.
Alhamdulillah
di Ramadhan tahun ini semakin lebih baik, walau mereka (para ikhwah) tak kenal diriku,
tetapi daku melihat gerak-gerik dan sikap mereka saja sudah senang dan bangga.
Oh
ya, mengenai ta’lim jika di bulan Ramadhan akan ada di setiap pagi ba’da subuh,
dan malam ba’da shalat isya menjelang tarawih. Hem.. kalau yang malam tentu aku
bisa datang karna daku tarwihnya disitu. tapi kalau subuh, hanya bisa
mendengarkan melalui speaker, untung suara speakernya besar banget. Jadi bisa
jelas mendengarnya, hanya saja penasaran dengan ustd nya, ndak pernah melihat.
Masjid
itu..
Bagiku
sebuah misteri indah.. di tempat itu aku merasakan ada pendukung, di tempat itu
ku meraskan bangga karena ada penyemangat, karena tempat itu ku semakin cinta
dengan siraman ruhani, karena tempat itu ku merasakan lingkunganku semakin
baik, karena tempat itu pula telah memprelihatkan aku dengan orang-orang hebat
dan luar biasa.
Masjid
itu..
Lucu,
masyarakat di daerahku menganggapnya lingkungan orang-orang Muhammadiyah.
Padahal
mereka hanya taat kepada Allah,
Lucu,
mereka bilang aneh karena shalatnya untuk basmalah tak pernah di keraskan,.
Mengenai
Hal itu sudah ku tanyakan pada murobbi, katanya di Mesir/Makkah pun memang tak
di keraskan untuk basmalah.
Lucu,
orang-orang berpakaian syar’i. (Bapak-bapak yang berjenggot, celana cingkrang,
ibu-ibu yang pake jilbab lebar dan pakai kaos kaki) walau ndak semua,
dibilangnya berlebihan.
Astagfirullah..
Ampuni kami ya Rabb..
Lucu,
orang menghidupkan Sunnah Nabi, melaksanakan Perintah Nabi malah di cemooh
kan..
Kata
mereka itu orang Muhammadiyah,
hem..
harap maklum karena yang berkata seperti itu mereka tak mengerti,
kalau
daku sendiri memperhatikan, hem,, campur-campur sii.. ada ikhwah, muhammadiyah,
salafi, dan banyak masyarakat awam..
hanya
kareena saja mereka saling menghormati jadi tak ada perpecahan, hanya saja
karena mereka saling menghargai dan menyesuaikan diri, jadi bagi mereka enjoy
aja, karena tugas mereka mengajak masyarakat awam untuk masuk dalam ruang
lingkup dakwah itu, bukan untuk mempermasalahkan suatu kelompok..
Pokoke
buatku masjid ituu kereen..
aku
bangga, dan aku bersyukur, semoga saja masjid-masjid di daerahku bisa lebih
baik seperti itu. Meninggalkan tradisi nenek moyang, dan kembali ke Fiqih,
Sunnah Nabi, Perintah dan Ajaran yang Di Anjurkan Oleh Allah Dan Rasulnya (Al-Qur’an
Dan Al-Hadist).
Aamiin..
Allahhuma Aamiin.
Cinta
damai..
Semangat
cinta Ramadhan..
@_@..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar